Penghuni Liponsos Surabaya, Mengharapkan Impian semu

Satu lagi sisi kehidupan kota Surabaya yang memiliki banyak problem sosial.

Beberapa hari ini koran Surabaya (waduh postingan ini jadul-jaman dulu- pas jaman-jamannya banyak berita tentang liponsos, nah ini berupa draft ngak di post gara-gara fotonya belum ada, gak lengkap kalo blum ada fotonya) terutama Jawa Pos mengangkat problem sosial yaitu keadaan Liponsos (Lingkungan Pondok Sosial) yang dikelola oleh Dinas Sosial. Letaknya di Jl. Keputih Tegal, melewati TPS Keputih.

Ini ada beberapa foto-foto hasil dari kegiatan Kunjungan Lapangan LKMM TM FTSP 2007 sekitar bulan April 2007, peserta beserta pemandu dan beberapa dari panitia LKMM mengunjungi tempat tersebut. Semoga bermanfaat.

Ruang para gelandangan di liponsos

Foto ini menunjukkan para gelandangan yang berasal dari sudut-sudut kota Surabaya baik itu di pinggir jalan, maupun di lampu merah.

Dari jendela-jendela ruang ini mereka mengeluh dan meminta,

“Mas katanya hari keluar, kapan mas?”.

“Mas anak saya nunggu di rumah, saya sudah tiga hari di sini, bagaimana mas”.

“Mbak, tolong keluarkan kami dari sini”.

“Mas minta rokoknya….”.

Suara-suara iba itu keluar dari mulut-mulut mereka seperti mereka dalam suatu penjara yang tidak bisa mereka lewati.

Mereka yang dibawa ke sini jika mereka tidak menunjukkan identitas/KTP dan asal mereka dengan jelas. Mereka juga ada yang bawa anak dan satu keluarga. Jikalau mereka terlihat menggelandangan di jalan kemungkinan saja dia akan diikutkan juga ke mobil polisi dan kemudian dibawa ke liponsos ini.

Sebenarnya saya melihat bahwa tempatnya sudah tidak cukup untuk menampung sebegitu banyaknya para gelandangan yang diangkut oleh mobil-mobil polisi. Aplagi pada musim-musim di mana banyak gelandangan, penuh juga ruang itu.

Pas kemarin kita datang ke tempat itu, beberapa kali mobil polisi datang dan menyerahkan beberapa gelandangan, ada malah gelandangan yang sudah pernah masuk di situ tetapi melarikan diri, akhirnya ketanggap juga.

Ada kejadian lagi, yaitu ada pasangan gelandangan beserta seorang anak kecil yang dicurigai bukan anak kandung mereka. Wah demikianlah banyak jenis gelandangan yang dititipkan di Liponsos ini.

Selanjutnya berdasarkan jawaban dari petugas Liponsis, bahwa mereka yang sudah ketahuan alamatnya akan dipulangkan, rata-rata di beberapa kabupaten-kota di Jawa Timur ini.

Orang gila

Di ruang lain anda bisa melihat para orang gila yang ditemukan di jalan yang keadaan bugil disatukan sama mereka yang memiliki nasib yang sama. Melihat kondisi ruang yang sempit dan kotor serta tempatnya yang tidak kondusif dari kesehatan. Terlihat beberapa tempat sangat kotor, dibuat tidur, dibuat buang air di tempat yang sama.

Di beberapa kesempatan mereka menjabat tangan kita, serasa mereka mendapatkan malaikat-malaikat yang akan menyelamatkan.

Pertanyaan-pertanyaan mereka juga hampir sama dengan para gelandangan,

“Pak, keluarkan kami dari sini”.

ada juga cengingisan “hehehehe”.

tawa mereka masih terlihat sangat ramah walau dalam keadaan seperti itu.

Sebenarnya ada 2 ruangan besar lagi, yaitu untuk wanita dan pria, luasanya cukup besar, dan foto di atas untuk orang-orang yang baru masuk. Di ruang yang lain itu terlihat beberapa sorot mata tajam mereka melihat kita.

Saat kita berkunjung, saat mereka diberi makan sama petugasnya, mereka dengan lahapnya menyantap makanan yang terdiri nasi, sayur, dan ikan. beberapa teman kami membantu petugasnya membagikan makanan tersebut.

Di beberapa kesempatan ada Dokter maupun ahli kejiwaan yang datang ke sana dan memeriksa keadaan pasien-pasien yang ada di situ. Yang sudah waras biasanya sudah bisa berkeliaran di luar ruang dan berinteraksi dengan kawan-kawannya yang lain. Di beberapa kami sempat ngobrol dengan mereka.

Oia, selain dokter dan dokter jiwa, liponsos ini juga memiliki pegawai-pegawai, antara lain tugas mereka adalah memasak, membersihkan ruang, memandikan, mengantar dan lain-lain.

rumah jompo

Di tempat lain di liponsos ini disediakan buat orang tua jompo, yang terlihat di atas masih orang tua jompo yang masih sehat dan masih bisa berdiri menyambut kami. Dalam kamar tersebut (mohon maaf fotonya saya tidak tampilkan lagi komputer temanku), ada yang mengigau, gemetaran, dan ada yang benar-benar sakit, dan sisa menunggu ajal menjemput di tempat ini (ugh jadi terharu….), beberapa teman kami mencoba mendekat dan menenangkan walaupun mereka juga ikut menangis melihat dan mendengar penderitaan yang mereka alami.

Jompo

Ini salah satu bapak yang sedang diwawancarai peserta LKMM TM FTSP. Dari beberapa jompo mereka adalah orang tua yang ditinggalkan begitu saja sama anaknya (ya Allah jangan sampai orang tua saya mengalami nasib yang sama dengan mereka), ada juga dari gelandangan di jalan, dan ada juga yang ditemukan di jalan (eh sama ajah yah, 🙂 ).

salah satu jompo

Inilah orang tua itu yang sudah tidak memiliki sanak keluarga yang tinggal menunggu ajal mereka di ruang ini, di ruang yang mereka berbagi tiga, dari tempatnya memang terlihat lumayan seperti rumah, tapi masih kurang jauh dibanding dengan kost-kostan mahasiswa yang standar.

orang yang dibuang

Foto di atas adalah salah satu penghuni liponsos ini, dia dibuang sama orang tua mereka. Walau demikian tidak terlihat raut sedih mereka, mereka dalam keluguannya meminta difoto, minta di ajari belajar membaca dan menghitung. Mereka senang ada yang mengunjungi mereka.

Salah satu bait kontempelasi dari LKMM TM FTSP sebagai berikut :

Dengan apa kan kau balas tatapan ini
Apa dengan rasa iba saja
Atau rasa tanggung jawab
Yang menjadi ada……

Beberapa hal yang saya rasa perlu diperbaiki di liponsos itu adalah, ruang bersih, fasilitas makanan yang memadai, sarana tempat tidur, kesehatan yang selalu harus tetap diperhatikan. Mau bagaimanapun mereka juga adalah manusia seperti kita yang selayaknya mendapatkan sarana-sarana itu.

Semoga foto-foto ini bisa memberikan inspirasi buat teman-temanku sekalian untuk bersama memikul tanggung jawab sosial, baik buat dokterdokter dan dokter ini, guruguru, wartawan-wartawan, mahasiswamahasiswa, caloncalon sarjana, pelajarpelajar, motivatormotivator, ibuibu, bapakbapak, dosendosen, semuanya tanpa terkecuali.

Sebenarnya ada beberapa foto lagi yang saya mau tampilkan, setidaknya akan menggugah hati para blogwalker (menulis blog ini dalam keadaan benar-benar terharu:( ), tapi di kesempatan ini saya belum bisa tampilkan, InsyaAllah saya update di lain waktu. Oia…. referensi tempat ini dari iwan loh…dia tau banyak tentang kehidupan surabaya walaupun dia orang lumajang-kediri.

Diterbitkan oleh aRuL

blogger, netizen, engineer wanna be, sometimes as a trainer, and maybe a consultant for anything

35 tanggapan untuk “Penghuni Liponsos Surabaya, Mengharapkan Impian semu

  1. tawa mereka masih terlihat sangat ramah walau dalam keadaan seperti itu

    Begitulah para pejuang hidup sejati…
    Bisakah kita meniru mereka untuk selalu tersenyum dan bersikap ramah?

  2. Beberapa hal yang saya rasa perlu diperbaiki di liponsos itu adalah, ruang bersih, fasilitas makanan yang memadai, sarana tempat tidur………….

    dan juga sistem pengkategorian gelandangan weks kok sistem pengkategorian ya ehm maksudnya biar ga salah2 tangkap gitu.. ya kalo dari awal udah sembrono gimana selanjutnya lagi…

  3. :: deking ::
    iya pakde’ susah yah kalo kita seperti mereka, pasti kita sudah meronta-ronta… tapi saya rasa kita belajar dari situ…. 🙂

    :: almascatie ::
    btw hub PERTAMAX dengan beasiswa apa ???
    beasiswa oleh pertamina kale..
    *saya doakan dapat beasiswa dah*

    *baca’en sana.. hehehehe*

    kategori gelandangan itu ada koq, yang ada di jalan, sedang mengemis, dan tidak punya KTP….(setauku loh)

    :: Anang ::
    iya, saya juga heran koq sudah ndak ada… padahal kalo di dalam ITS, mungkin tidak dapat rasia dari Polisi loh… hehehe

    :: luthfi ::
    hahahaha
    *baca ah…..*

  4. saya yakin 100%, siapapun pasti terharu dan tersentuh begitu melihat foto-foto seperti itu … yg jadi masalah kan, biasanya tidak ada tindak lanjut apa-apa setelah proses terharu dan tersentuh tadi …

  5. :: Jurig-Reborn ::
    iya… ning, makanya sesuai dengan kata2 saya

    “Semoga foto-foto ini bisa memberikan inspirasi buat teman-temanku sekalian untuk bersama memikul tanggung jawab sosial, baik buat dokter-dokter dan dokter ini, guru-guru, wartawan-wartawan, mahasiswa-mahasiswa, calon-calon sarjana, pelajar-pelajar, motivator-motivator, ibu-ibu, bapak-bapak, dosen-dosen, semuanya tanpa terkecuali.”

  6. kasihan. namun, semangat hidup mereka cukup tinggi. mau bertahan hidup. semoga banyak yang tergerak untuk membantu mereka.

    jarang-jarang ada blogger yang mengungkap masalah sosial dengan gamblang dan lengkap. keep blogging!

  7. :: munggur ::
    iya.. realita sosial… dan ini hanya salah satu sisi saja… masih banyak problematika sosial baik di kota maupun di berbagai lokasi…

    terima kasih….
    semoga tetap konsist deh ngeblog… hehehe 🙂

  8. memang banyak problematika sosial di mana-mana.
    tapi ya diberesin satu-satu. kelihatannya bung arul salah satu orang yang peduli itu. salut.

    kalau makin banyak blogger seperti arul yang mengulas ‘problem sosial’ mungkin tambah banyak orang yang ‘tersentuh’ dan semoga mau ‘membantu’ yang sedang tertimpa musibah.

  9. :: munggur ::
    iya….sebenar pengen lebih banyak beraksi hehehe…

    hehehe, terima kasih…..
    moga banyak blogger yg bahas masalah sosial.
    *tulisan2 ini sebenarnya juga menceritakan beberapa kegiatan2 yg pernah sy lakukan…*

  10. :: Junarto ::
    iya…… semua lapisan masyarakat, baik itu mahasiswa, pelajar, elit politik, dan sebagainya….

    Terima kasih..:)
    semoga artikel ini menyentuh semua lapisan masyarakat untuk bergerak untuk mengatasi problem sosial

  11. aku jadi inget sama pengamen yang sering banget aku sambangin di perempatan jalan proklamasi di padang. awalnya prihatin liat mereka. abis itu mulai jatuh hati, setelahnya mulai terjun langsung bareng mereka. semoga biar sedikit ada yang udah kita perbuat untuk mereka.

  12. Salam,

    Perkenalkan nama saya henny, lama saya mencari melalui media telekomunikasi dan juga media cetak mengenai liponsos ini.Begini saya pengguna jalan rute raya waru tepatnya di pintu keluar bungurasih seberang pabrik paku kiri jalan saya melihat seorang nenek gelandangan yang kondisinya sangat memprihatinkan. hati saya tergerak setelah mendapati ternyata nenek itu kondisinya lumpuh dan tiap hari tidur di emperan jalan kepanasan dan kehujanan. berbagai uapaya saya lakukan untuk menolong nenek malang tersebut mencari informasi tentang LSM yang sudi kiranya dapat memberikan perlindungan yang layak bagi nenek.Bantuan sementara yang saya bisa berikan adalah dengan memberikan makanan dan pakaian hangat.Semalam saya mendatangi lagi nenek tsb dan ternyata kondisinya sakit sepertinya flu.Tolong untuk para bapak/ibu pembina liponsos tolong nenek ini kasihan dia… untuk informasi lebih jelas silahkan hub saya henny_parma@yahoo.com atau 03160326374

  13. q mau ngadain penelitian skripsiku di LIPONSOS,,
    kira2 untuk wawancara, sebaiknya apa ya yang harus q persiapkan?
    trus khusus gepeng (gelandangan dan pengemis) sebenarnya lebih senang di jalanan atau di liponsos?
    Oiya terimakasih infony,,
    sangat membantu
    🙂

    _VA_

  14. salam kenal,
    saya pny temen yg hanya hidup berdua (dia dan bapaknya). klo pagi dia bekerja dan bapaknya berada sendiri dirumah. bpknya berumur 56th, dan sakit serta sedikit cacat mental. mohon bantuan temen2, sy sangat bth sekali panti jompo nasrani. daerah surabaya, sidoarjo atopun krian dan sekitarnya. klo ada info , tlg hub saya. thx
    (081.550 551 16)

  15. salam kenal ya mas mbak sekalian…..terima kasih uda yg mbuat blog buat liponsos biarpun gak sedetilnya…aq ucapin terima kasih, soalnya uda ad yg perhatian am mereka….sejujunya mereka kebanykan memutuhkan bantuan dari saudara2 sekalian ….jika ad temn2 yg bisa buat blog atau web tolnng buatkan blog atau web buat orang hilang,nntk biar aq nyari gambar2 penghuni liponsos kita masukan mudah2an ad keluarga merk tau dan mau mengambil dan merawatnya………..tolongya kawan…klau iya tolong hubungi nmr ini 08579698357

  16. Maaf sebelumnya.. menurut saya tidak etis menampilkan foto para penderita sakit jiwa dan juga foto anak abnormal tersebut. Dalam Pengetahuan saya. Menampilkan foto tersebut ada kode etiknya, semisal foto harus diambil dari belakang subyek. ataupun foto sengaja diburamkan. semoga menjadi koreksi. Sukses selalu

Tinggalkan komentar