Karebosi, produk kapitalisme masa depan?

Kalo kita berbicara Karebosi, kita bisa membandingkannya seperti Simpang Lima di Semarang, Senayan di Jakarta, atau kalau di Surabaya mungkin bisa dibandingkan seperti Taman Surya atau Taman Bungkul. Yah seperti alun-alun kalau orang sering ngomong.

Karebosi sebagai tempat pusat kota Makassar, sudah menjadi trendmark kota di mana banyak pedagang jualan, tempatnya olahraga, dan biasa dijadikan tempat bermain bola, dan basket juga, baik itu skala nasional maupun lokal. Biasanya pagi-pagi ada yang keliling Lapangan Karebosi buat jalan sehat. Biasanya konser-konser musik juga sering di lapangan Karebosi ini juga. Kalau sudah malam katanya orang banyak bencong berkeliaran.

Yah sekarang ini lagi dipertengkarkan di beberapa media sudah meliput berita-berita tentang aksi penolakan maupun ada yang mendukung revitalisasi karebosi.

Nah sekarang nasibnya sudah akan berubah akan menjadi bagian dari produk kapitalisme global, akan di bangun Mall bawah tanah dan dibuat terowongan menuju salah satu Mall persis di samping Lapangan Karebosi yaitu MTC Karebosi. dan katanya sih di atasnya masih tetap ada lapangan. Yang sebelumnya telah digunakan lahannya untuk tempat parkir buat MTC Karebosi. Namun dari pengakuan Walikota Makassar lapangan ini akan dipercantik dan ditambahi fasilitasnya, tapi tetap dibangun mall undergroundkan pak, yang katanya 60 % buat parkiran dan 40 % untuk bisnis.

Wah pak kita sudah kebanyakan Mall, gimana kata dunia tentang lingkungan, sudah cukup pembangunan mall-mall itu dilakukan, sudah cukup buat orang-orang kaya yang mampu membeli jerih payah buruh sepatu Nike atau Adidas yang cuman dibayar 3000 perak dari harga sepatu yang mencapai 200.000 ribu itu. Ada Mall Ratu Indah, Ada Panakkukang Mall, ada MTC Karebosi, ada PTC, ada Mall apalagi namanya yang dibangun di atas laut itu (hasil reklamasi Pantai Losari) dan banyak lagi mall-mall lainnya. Tidak cukupkah jumlah mall yang tersebar itu di Kota Makassar?

Sudahlah jangan jadikan Makassarku seperti Surabayaku, penuh dengan peluh panasnya Matahari yang begitu menyengat, dengan macetnya masuk ke sebuah Mall. Jangan jadikan Makassarku seperti Jakarta yang pergerakan kendaraannya cuman 1 meter per 1 menit.

Jangan-jangan pohon-pohon di sekeliling Lapangan Karebosi juga akan dihilangkan? waduh pak Makassar perlu paru-paru dan Karebosi itulah paru-parunya.

artikel-artikel tentang karebosi ::
http://makassarkota.go.id/ekonomi-dan-bisnis/underground-karebosi-siapkan-mal.html

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/sulawesi/2007/10/17/brk,20071017-109674,id.html
http://www.panyingkul.com/view.php?id=21&jenis=karebosi
http://panyingkul.com/view.php?id=597
http://panyingkul.com/view.php?id=542

foto dari :: http://www.panyingkul.com/gambar/pagisore1.jpg (ternyata situsnya Kota Makassar menggunakan foto dari Panyingkul, apa ngak ada fotografer sendiri pak?)

——————————————————–

UPDATE 26 Desember 2007 Komentar saya di milist AM tentang Karebosi :

25 Oktober 2007 (1) : Oia sebenarnya saya ndak yakin dengan niat pemkot yang katanya mau memperbaiki (bahasa mereka revitalisasi karebosi) dari banjir di karebosi, bukannya berarti selama ini pemkot tidak merawat karebosi? apa setelah ada tawaran bisnis ini baru terfikir untuk merawat karebosi?

Dari segi ilmu sipil atau lingkungan (yang saya ketahui), bukannya karebosi itu daerah resapan air? karena di daerah2 sekitar itu sudah tidak ada lahan yang bersentuhan lagi dengan tanah langsung semua sudah dibeton dan di aspal.
jadi air2 itu memang akan menggenang di daerah karebosi (kenyataan selama ini memang begitu). Lah apalagi jika ada bangunan parkiran dan mall di undergroundnya, secara kasar kita bisa berfikir, kalo hujan kemana airnya? tentu saja karebosi tidak akan banjir, malah akan terbebas dari banjir,
tapi sekeliling daerah karebosi dari selokan2 itu akan keluar air2 yang mengakibatkan banjir!!!
coba membayangkan dengan teori tekanan air, hukum archimedes dan kawan2….
*CMIIW

Sebagai mall? wow, makassar sudah banyak mallnya, ngapain buat mall? jarak2nya dekat lagi…. yah kalo karebosi sekedar di perbaiki sih ngak apa2 dipercantik, diperbaiki lapangannya, ditambah taman, dan lain, kalo perlu ada hotspot seperti taman bungkul surabaya, orang2 bisa bersantai di situ, trus lampu2nya diterangin supaya tidak ada lagi mesum2an di situ.
Its oke, tapi dibuatkan underground? I cant imagine what will happen!!

25 Oktober 2007 (2) : Saya mahasiswa elektro tulen koq, sayakan ndak bilang loh kalo saya mahasiswa sipil atau lingkungan,tapi “Dari segi ilmu sipil atau lingkungan (yang saya ketahui),” itu hanya sepemahaman saya koq berdasarkan pengalaman dan ilmu2 dari teman2 dari bidang ilmu itu koq…, ndak salahkan kan kalo saya sedikit tau tentang sipil dan lingkungan.
ilmunya tekanan air dan archimedes dapatnya di SMA cezz…

sebagai bahan perbandingan di surabaya yah kalo hujan, betul2 jalan2 di kota surabaya di depan rumah2 elit itu banjir semua, terutama di jalan kertajaya (jalan menuju kampusku), itu akibat daerah resapan air yang ada di sekitar tempat itu ternyata di buat mall, yaitu galaxi mall.
Padahal dulunya memang dalam RTRW (rencana tata ruang wilayah) tempat mall itu mestiknya jadi tempat resapan air.

drainase? memang benar sih harus diperbaiki juga, tapi tetap pengaruh drainase itu kurang juga…. tetap butuh juga namanya daerah resapan air….

ada yang tau RTRW Kota Makassar? apa sesuai di situ dibangun pusat perbelanjaan? kalo ndak sesuai, berarti pemerintah plinplan dong dalam merencanakan…
di surabaya juga RTRW dengan pembangunan sesungguhnya itu sudah tidak tepat lagi, yah gimana perda RTRW atau RTRK aja sudah dimanipulasi duluan para birokrat dan anggota dewan dari tangan para ilmuan.
.
*jadi malu ngomong tentang sipil dan lingkungan karena disini kayaknya ada ahlinya, alumni sipil, daengrusle, hehehe, CMIIW daeng*

menyerap lapangan pekerjaan? memang sih, tapi coba bandingkan di orde kapitalis ini gaji buruh hanya diberikan RP.3000 per setiap sepatu bermerek seperti adidas, reebok, dkk padahal harganya Rp.200rb lebih ke atas…
perbandingan mencolok antara gaji dan hasilnya.
itu saya tidak membayangkan gaji orang2 yang bekerja diMTC dan tempat2 lainnya, dengan pemilik modal.
tapi bisa diraba2 lah.

Dan dibangun di tempat lainpun tetap menyerap pekerja yang banyak koq…

26 Oktober 2007 :

mm. wah panjang juga membaca reply tentang karebosi, sampe masalah trotoar dan masalah sosial, dan ada juga yang menyebutkan Pak Hasan, yang saya sendiri tidak mengenal beliau.
Sampai2 kita dialihkan sama niatan baik Pak Hasan yang memandang karebosi perlu perbaikan,
Wah pandangan Pak Hasan untuk memperbaiki karebosi bagus banget, tapi tetap ada tetapinya kenapa harus membuat mall dan parkiran di bawah? di undergroundnya, sama saja akan merusak karebosi,
Sekali lagi, silahkan dipercantik karebosi itu menjadi lebih comfortable, namun jangan merusakan tanah karebosi. (ah sudah ngak bisa diubah lagi yah?)

mmm…. Jangan2 hanya ingin memperbesar mall MTC yang sudah ada……….

bagus juga bahasan tentang karebosi ini, salut… sampe harus menyisakan waktu 1jam membaca semua dengan cermat..

Diterbitkan oleh aRuL

blogger, netizen, engineer wanna be, sometimes as a trainer, and maybe a consultant for anything

79 tanggapan untuk “Karebosi, produk kapitalisme masa depan?

  1. Makassar-mu itu ibarat ABG, mungkin lagi genit2nya, mas.. 😛 jadi aja aksesoris yg berbau metropolis dipake, meski sebenarnya gak perlu2 amat, demi mensejajarkan dirinya dengan ABG2 lain, seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.. 8) untung Palembangku, meski lagi ranum2nya, tapi gak sampe segenit itu..

  2. Jangan dengerin ocehan Arul pak wali,….
    Bangu aja teruuuuusss….
    Malah kalok bisa itu lapangannya dibikin Mall ajah sekalian…

    60% lahan bawah tanah untuk parkir ?!!
    Ndak kebalik pak wali ???
    Mestinya nyang 40% sajah nyang buat parkir. Ngapain mikirin parkir…
    Kan sewanya mahalan buat bisnis daripada buat parkir…

    Pokoknya jangan biarkan ada lahan kosong.
    Kalok banyak Incestor, eh, Investor dari Jakarta mau mbangun Mall biarin ajah.
    Nyang penting Makassar jadi banyak bangunan mentereng…
    Dan pastinya, kocek pak wali mangkin menggelembung jugak…..

  3. Bakalan ada korban kapitalisme lagi nih. Baru saja kita gembar-gembor soal lingkungan hidup, eeeh, tangan2 kaum kapitalis mulai menggerayangi hampir di seluruh penjuru kota. Dulu sekitar tahun 1984-an, saya masih bisa menikmati malam di Lapangan Simpang L:ima yang nyaman. Bahkan si burung merak Renda masih bisa beraksi di GOR Simpang Lima. Kini suasana semacam itu sudah hilang, Mas aRul. Sepanjang mata memandang hanya beoton2 raksa yang panas dan garang. *Halah* Lha kok Makassar mau ikut2an itu gimana toh :mrgreen: Agaknya mengelembungkan kantong pejabat dan “antek-antek”-nya lebih penting ketimbang memikirkan dampaknya terhadap lingkungan.
    *Tertawa membaca komentarnya Mas Mbel yang nglulu dan penuh pasemon. Kira2 pak wali mudheng bahasa pasemonnya Mas Mbel nggak, ya?**

  4. @ qzink666 :: iyah.. mungkin seperti itu, pengen mempercantik tapi kayaknya malah bikin ribet, dan merusak keistimewaan karebosi dan hanya akan memperjuangkan kepentingan kapitalisme doang….

    @ mbelgedez… :: hahahah… mantap moga2 didengar sama pak wali…. hihihi…
    oia… kenapa parkirnya gede, karena memang disitu lahan parkir ngak ada, mall samping karebosi yaitu MTC Karebosi aja pake lahan karebosi…

    saya ndak bisa membayangkan di bawah mall di atasnya orang bermain bola beneran atau ngak… hahahaha

    @ rozenesia ::gaul apa perlu semua dituruti? dan gaul itu adalah sering mejeng di mall?
    mmmm…. di internet juga bisa gaull..hehe…

    @ Sawali :: iya pak, wah semakin hari semakin hilang dong habitat aslinya, yah namanya juga untuk kepentingan manusia (tapi kepentingan manusia yang mana? kepentngan manusia yang punya duit banyak atau juga para kaum kapitalis)
    *pasemon kayaknya ngak ngeh… perlu dikasih tau tuh pak… 🙂 *

  5. saya pernah baca running text di metro tv, katanya taun 2008 bakal ada 16 mal baru
    berita dari asosiasi pengusaha mal dan plasa -semacam itulah…
    tapi saya ga tau itu lingkup jkt dowang ato nasional

  6. rul , orang indonesia masih suka belanja rul . makanya dibangun mall mulu.
    bener tuh kata caplang .

    tapi gak papa denk dibangun mall terus asal tetap memperhatikan lingkungan .

  7. tapi gaya hidup ‘ideal’ seperti itu udah meresap ke banyak orang
    bisa karena tontonan, bacaan ato pengaruh lingkungan
    belanja ato kaga, itu urusan belakangan… yg penting nge-mal dulu

    saya termasuk yg ga betah gaul ke mal
    lebih suka nongkrong di pinggir jalan
    soalnya kalo di tengah jalan kan bahaya…

  8. @ bachtiar :: apa belanja harus di Mall? ngak kan? orang yang tingkat bawah aja paling cuman jalan2 doang.
    kan Mallnya udah banyak mending ngak usah, cari fasilitas publik yang lain perlu dibangun.

    @ Caplang :: iyah.. iyah…. tapi gimana yah… masa pembangunan mall mulu….kan masih banyak fasilitas publik yang perlu dibangun misalnya taman bermain, taman hotspot..(yang suka ngeblog), dna lain-lain.
    masa mall lagi…
    hahahaha
    kalo saya sih suka di tengah jalan
    kalo di pinggir jalan bahaya
    bisa nabrak orang… heheh
    kan pake motor…

    @ Bachtiar :: dibangun taman hijau….. lebih enak

  9. Wah..bener tuch…rul.
    Di sini (Makassar) tuch lagi pada heboh nga bicarain & demo2 masalah ini. cuma kyknya pemerintah sok tutup telinga, mata bahkan hati mereka.

    Terutama Orang No. 2 di negara ini…malah sibuk tebar pesona buat nyari dukungan jd No.1.

    Hu uh.. sebel….!

    @ K’
    Karebosi itu dah icon na Makassar…beserta dgn komunitas transseksual na, tp yg bikin gerah krn di karebosi itu ada nilai histori tersendiri di hati masyarakat Mks. Jd kl dirubah jd mall….basbang bgt.

  10. @ ‘K :: iyah kalo mo dilihat sejarahnya Karebosi, memang tepat untuk berkumpulnya masyakarat kota Makassar, yah seperti Alun-alun…
    btw.. ngaku aja deh jadi Jenderal Bencong™ di situ….hahaha, nuduh saya lagi.. 😛
    hik hik hik …saya loh cuman bilang katanya orang… bukan saya 😛

    @Ina ::
    gimana, teman2 makassar ngak ada yang bertindak??
    mm gimana yah, kepentingan kaum kapitalis sih…

  11. Makassar memang sedang giat membangun, apapun yang ada di Jakarta, di Makassar pun ada…bahkan sampai ke roti Buana, J.Co, dll.
    Lapangan Karebosi itu, yang kalau malam hari ada warung makanan dipinggirnya, yang buka sampai larut malam ya, tempat berkumpulnya para wartawan mengejar dead line.

  12. wekz…tau juga mbak edratna. hehehe…
    tapi yang saya herankan adalah ngapain bangun mall di bawah tanah, apa ngak ada tempat lain.
    *btw ngak ketemu bencong kalo malam kah?*

  13. yang konsumtif emang yang kaya tok Rul…
    masalahnya jumlah orang kaya yang katanya jauh lebih sedikit dari yang miskin itu tetap saja tidak bisa ditampung oleh semua Mall di sini………..

    makanya orang-orang begitu ngotot untuk mbangun mall, sampai melibatkan pihak akademisi untuk bikin AMDAL bermasalah pula 😛

  14. Ya udah setahun ini saya tidak meninjau kota daeng.Ternyata banyak hal atau info yang blum saya dengar.Terlebih lagi masalah karebosi ini.
    Tapi apapun keputusan pemerintah nantinya kita harus dukung sepenuhnya supaya tidak menimbulkan perpecahan sesama orang makassar.
    Ingat cerminan tingkah pemerintah adalah dari rakyatnya.Jika rakyatnya orang baek2 Insya Allah pemimpin ke depan orang baek2.Tapi klo rakyatnya yang jelek ya bisa ditebak bagaimana pemimpinnya.Maka dari itu sebagai rakyat kecil kita hanya kudu bersyukur tentang masih damainya makassar,suasana islaminya makassar yang harus teteap ditingkatkan dan dipertahankan.
    Amin!!!

  15. hmmm… Indonesia mungkin terlalu sok sebagai negara berkembang yang cenderung mengembangkannya dengan mendirikan bangunan2 mewah di mana2 tanpa meperhatikan sekitarnya as lingkungan hidup. Coba aja kalo hutan2 kita gak gundul, masak iya bisa banjir sampai di kota besar seperti Jakarta yang sekarang sudah berjulukan megapolitan? Ayo presiden SBY… terus berjuang untuk rakyat dan negara… hehehehehehe… 😉

  16. @ Mardun :: maksudnya yang konsumtif di mall itu rata2 yang kaya, paling yang ngak punya liat2 doang…
    iyah.. sih… tapi sudah kebanyakan mall tuh, masa seluruh pasar dijadikan mall, dimana harga-harga barang bisa selangit tingginya di banding barang di pasar biasa.

    iyah, AMDAL itu.. ah jadi teringat…

    @ extremusmilitis :: yah, paling dia dah tau, kan sudah banyak protes sampe aksi gitu, dan di blog ini juga protes.
    hehhee
    secara saya tidak memiliki akses ke dia… jadi ngak nyampe, cuman bersuara di sini

    @ aLe :: idup Ale, hidup Indonesia (kalo semua bisa hidup kenapa tidak 🙂 )
    insan biasa sama koq dengan insan perubahan, cuman insan perubahan benar-benar ingin berubah heheheh 😛

    @ ippank :: harapannya sih gitu, tapi coba bayangkan aja pembangunan ini betul-betul akan memberikan ruang sempit bagi ruang udara di kota Makassar, bayangkan aja MTC seperti bernafas sesak, apa karena harus di pusat kota jadinya mall itu harus di bangun tepat di situ?
    ah pemikiran kapitalis…
    @ cK :: ih .. dasar tukang mall, jadi apanya di sana cK? tukang bersih kamar mandi? 😛
    *hahahahaha*

    @ evelyn pratiwi yusuf :: aneh yh, memang bahasa sana, btw jalan-jalan aja ke sana, banyak hiburan hehehe…. dan indah2…

    @ beritadalamkancoet :: iya sepakat, pembangunan bukan hanya ditujukan buat para kaum menengah ke atas, tapi untuk seluruh rakyat Indonesia….

  17. pembangunan yang dipaksakan tanpa meperhitungkan segala aspek disekelilingnya . Ingin berlari tapi dengan tubuh yang terseret-seret . Begitu banyak tumbal hanya untuk disebut sebagai negara moderen … 🙂

  18. Kesempatan untuk bisa eksis di dunia, memang harus terus-menerus membantun sesuatu yang bisa membuat segala kapitalisme bisa bertahan dan bercokol. Sebab filosofinya adalah: Kuatkan sendi ekonomi di segala bidang, tanpa harus memikirkan dampak kerugian bagi pihak lain… Jadi memang dampak kapitalisme yaa di situ…. sementara tukang cabe dan tukang rawit tetap saja akan berpedas-pedas karena tidak ada kesempatan pasar dirinya bisa eksis.. tergusur dan terus digusur…

    nice artikel kang… 🙂 selamat berlebaran maaf lahir batin, bagi yang merayakannya…

  19. Kita dipaksa untuk biasa dihadapan seonggok tinja sistem bernama kapitalisme dan pasar bebas di era begini ini, Rul.

    Sejak 1980-an Iwan Fals juga udah berceloteh tentang anak-anak yang kehilangan lapangan sepak bola. Padahal, sepak bola perlu… sebagai pembuktian nasionalisme 90 menit seperti piala Asia kemarin itu :mrgreen:

  20. @ Kurt :: terima kasih mas kurt, yah setidaknya mereka memikirkan dampak pembangunan itu, tidak hanya memikirkan keuntungan yang diinginkan saja.
    seandainya banyak yang berfikir seperti kita, yah kita bisa membangun bangsa ini lebih baik, semuanya bisa lebihbaik, bukan hanya konglomerat tapi orang-orang di level bawah bisa tersejahterakan.
    @alex :: iyah lex, seperti inilah. nasionalisme itu akan terkikis oleh keserakahan pemimpin yah…

  21. gimana kalo yang ditaro dibawah karebosi itu kantor pemerintah aja ?? biar ga nyepet2i mata…biar bisa diinjek2…ahahahaaa…
    nah, kantor pemerintah yang lama baru dibikin mall…ehehheeeee…

  22. @ almascatie :: wah semua daerah sama dunkz… mm emang fikir hanya bisnis yah?

    @ ayahshiva :: nah itu kayaknya sebagai generasi muda untuk membendung setidaknya mengurangi ekses negatifnya terhadap bangsa ini ke depan..

  23. yah,, kl di bandung mgkn sama ma gazeebo,,,
    btw kmrn lewat karebosi,,, kyaa udah mulai ditutupin pinggirnya ma pembatas,,,udah siap2 mau dikonstruksi,,, bahkan kmrn sempat ada gosip awalnya salat Id yg biasanya di lapangan walikota karebosi itu akan dipindah ke pantai losari karena sdg dibangun,,, tapi katanya sih gk jadi,,,

  24. Sebenarnya yang patut disalahkan bukan kapitalismenya, tetapi orang2 yang tidak dapat mengatur arus kapitalisme sehingga merusak lingkungan dan juga malah meningkatkan pengangguran! Peningkatan pengangguran ini akibat SDM lokal yang belum siap menghadapi arus kapitalisme, sehingga SDM lokal tergilas dengan SDM dari daerah lain yg lebih maju atau bahkan dari luar negeri. Seharusnya arus kapitalisme harus diimbangi dengan pengembangan SDM lokal, agar dapat bersaing dengan SDM-SDM daerah2 lain dan asing. Juga pembangunan sebuah mal harus diiringi dengan pembangunan sebuah taman kota sehingga kota tetap terjaga lingkungannya.
    Saya rasa kota2 di Indonesia (apalagi Maksar!) pembangunan malnya belum apa2 dibandingkan misalnya Tokyo atau New York, tetapi di kota2 tersebut juga dibangun taman2 hijau nan-indah seperti taman Hibiya di Tokyo atau Central Park di NY, yang membuat kota2 tersebut mempunyai oasis2 hijau di tengah2 distrik2 bisnis yang tumbuh menjamur pesat!
    Kapitalisme tidak selalu identik dengan keburukan. Walaupun harus diakui bahwa kapitalsime juga tentu tidak 100% sempurna. Mau tidak mau harus diakui bahwa kapitalisme juga sangat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jadi yang penting di sini adalah mengatur aliran kapitalisme dan juga mempersiapkan SDM lokal yang tangguh! Kita atur aliran kapitalisme supaya lebih merata di setiap daerah dan juga mengatur agar SDM lokal yang belum siap tidak terkena imbasnya!

  25. udah liat beritanya di TV.
    Trus menurut saya……
    Kalo emang tempatnya betul2 punya nilai sejarah. Better tuh government of makassar prepared for penolakan dari warganya……..
    Emang ga ada tanah lagi apa selain di karebosi?
    Mungkin lokasi-nya emang strategis yah pak……

    *salam kenal*

  26. @ fitrasani :: iyah kemaren beritanya di Tipi juga gitu, sudah ditutup, sudah mau dikonstruksi…
    oke.. terima kasih infonya…. 🙂

    @ Yari NK :: yah benar sekali pak, keseimbangan yang tercipta itu blum ada, dan karebosi itu sebenarnya daerah resapan air di pusat kota makassar, yah kenapa harus dibangun di situ.

    @ randi :: iyah…. sepakat… mencari daerah lain, saya rasa daerah lain memungkinkan lebih strategis.
    *salam kenal balik*

  27. wah di makasar, aku pernah mampir cuman di bandara, tapi sempet maka coto, klo menurutku mau bangun boleh tapi jangan hilangkan ciri khas, di paris ada juga simpang lima seperti karebosi ini tidak dihilangkan nilai sejarahnya sayang dong… ntar ga ada bedanya…

  28. yah secara sih begitu bu, katanya pemkot tidak akan menghilangkan fungsi historisnya, namun tempatnya yang dipusat kota, pasti tambah akan memacetkan, dan katanya sih tempat itu jadi resapan air di pusat kota…
    yah semoga saja bisa tercipta kondisi yang baik…

  29. wahhhhhhhhhhhh akn ada mal baru di makassar lagi nichh, tapi kok mala lapangan karebosi yang di bongkar??????? apa g’ ada t4 laen yang lebih baik dari lapangan karebosi. coz lapangan karebosi itu banyak nilai sejarahnya lohhhh!!!!!!!!!!!!!
    Hahahahahahahahah……. dasar pemerintahhhhhh!!!!!!!!!!

  30. Sebagian masa mudaku habis di Karebosi. Akulah pakkammi na Karebosi. Pulang sekolah nonton sulap tukang obat dibawah pohon yang konon dibawahnya ada terowongan yg tembus benteng Rotterdam. Siang sampe sore main bola atau nonton PSM latihan atau pada waktu2 tertentu nonton tanding bola antar kecamatan/klub. Sesekali iseng pada malm jumat mungutin duit receh yg bercampur aduk bunga 7 rupa di kuburan tua (tujua). Akulah pakkammi na Karebosi, karena rumahku hanya sekitar 300 meter dari Karebosi.
    Pergi merantau sejak 25 tahun lalu Karebosi tetap di hati. Setiap pulang Karebosi sama saja. Karebosi harus berubah tawwa. Jangan negatif thinking dulu sama Aco (panggilan Ilham dulu)
    Kapitalisme global? akh terlalu didramatisir. Apa mau seperti kota Palembang? katanya kota air lantaran punya sungai Musi yg besar tapi hidup disana masyarakatnya sulit air! (3 tahun saya tinggal disana, eh ibu mertuanya Aco kan wong kito galo..hehe). Mari kita berprasangka baik dulu….tapi setuju sikap kritis juga kudu diteriakkan supaya Pemda tidak main main. atau kalo perlu bikin saja lembaga Karebosi Watch hehehe..

  31. Baru pertama masuk blog ini neh…Nice article..keren, saya suka tiap artikel yang ngasih saya info baru….
    Btw, Makassar itu tanahnya orang Bugis kan? saya tau sedikit tentang orang Bugis…misalnya namanya Syarifudin, dia akan dipanggil Syarifuding….tapi kalo namanya Syarifuding, dia akan dipanggil Syarifudin….Haha, saya ketawa waktu tahu itu…bener gitu ya?

  32. teman-teman sekalian, di samping komersialisasi ruang publik, ada satu hal yang perlu dicatat bahwa pemerintah kota (dan yg lainnya) lebih banyak menyisihkan anggaran belanja untuk keperluan sekunder seperti untuk PSM (sori yg ngefans), tapi sumpah banyak SD di kota ini yg ampir ambruk. Lebih milih bangun jalan tol (flyover/overacting :p) karena pembangunan tsb mmg vital untuk kapitalisme.
    Jaman gini, apa sih bedanya perang dengan pembangunan? kalo dulu anggaran habis2an untuk nge-back up perang, beli senjata, dan bom untuk manusia tak berdosa, sekarang ampir tak ada bbedanya kan? sama2 bikin mati. bedanya, pake bom banyak darah dan kecaman, pake mal tak ada yg nolak! sama2 bikin mati, kan? bedanya lg, satunya benar-benar bikin nyawa melayang, yg satu tidak terasa bikin mati. cuma bikin zombie-zombie yang bergentayangan di mal.

    Free FOod for People!
    Koki Keren!

  33. semakin hari pembangunan kota kita memang makin bikin miris…
    tanpa arah..
    Mall sudah kebanyakan…untuk apa Mall baru lagi…?

    revitalisasi Karebosi memang penting, tapi revitalisasi seperti apa..?, masak dibikin Mall..?
    yang bener aja….

  34. wahahhaha kalo bikin lapangan footsal saya setuju, jan mi mall, yah mau di apa lagi, katanya makassar kan kota metropolitan, kan ciri metro adalah MALL, saya teringat filem naga bonar yang tanah nya mau di bikin mall, dia hanya setuju kalo tanah nya itu di buat lapangan bola wahahaha ada2 saja.

    iya yah itung2 mall di makassar sudah banyak sekali, kenapa bukan MAKASSAR MALL yang di revitalisasi, ka lama2 MAKASSAR MALL jadi terminal ji 😛

  35. Alah nanti kalo sudah selesaimi direvitalisasi kalo pasko lewat di depannya..pasti dalam hati kalian bilang “Wih..cantiknya tawwa karebosi”..yah samalah seperti kontroversi yg mengawali revitalisasi losari, SPM karebosi…dan semacamnya. Andi Mangngi-mangi Karaengta Bontonompo dan Andi Ijo Karaeng Talalolang. Raja Gowa ke-31 dan ke-32 saja setuju ji. Padahal mereka jauh lebih tau sejarah karebosi daripada kita. Oh yah kuis..nih ada yg tau gak apa arti dari “karebosi”?

    Oh tukah anda..adalah Kesalahan besar kalo mengatakn sekarang dan dulu Karebosi adalah milik publik. Jangan pikir bisa pake maen bola kalo ada anak MFS atau PSM maen di Situ, jangan berpikir bisa bikin event kalo gak nyetor uang keamanan. Dan..pasti belumpaki toh dihadang preman tengah malam kalo lewatki di situ? Saya pernah bos ! jadi Karebosi itu teranyata milik MFS, preman, dan bencong2 coy..

    Lagian kenapakah kalo dibangun mall di bawah tanah,, memangnya yg bawah tanah itu diapke juga maen bola sekarang..ndakji toh….

    Yuk ke losari..nikamti anjungan sambil ber-wifi ria yg indah itu yg konon kabarnya byk yg nentang dulu..

  36. @ celo : ada supaya terkait orang bisa liat perbandingan 🙂
    @ ian : iyah, kenapa ya, ndak bangun di tempat lain ❓
    @ phian marsose : iyah, berfikir positif iya, tapi sy tidak setuju saat di bawah karebosi itu ada mall.
    @ Suci : makassar dan bugis itu 2 suku bangsa yang ada di sulsel, iyah untuk perkataannya seperti itu 🙂
    @ bakazero : Indonesia blum mumpuni… 🙂
    @ adit : hehehe, ke sana aja 🙂
    @ Food Not Bombs Makassar : namanya juga pemilik modal menanamkan investasinya daeng… moga2 ada orang yang inves di dunia pendidikan 🙂
    @ Paccarita : terima kasih di… 🙂
    @ Ipul : nah itu, saya juga mempertanyakan 😦
    @ eko : sepakat karaeng 🙂
    @ dg leo : tunggu koment selanjutnya 🙂

  37. @ dg leo : Saya hanya orang biasa ji kodong dan meliat karebosi sebagai milik warga makassar.
    bacaki baek2 juga komentarku, bahwasanya saya mendukung revitalisasi karebosi, sepakat sekali. Tapi ketika itu dibangun mall dibawahnya itu yang saya tidak setuju.
    Ketika pembangunan mall di bawah tanah, padahal di sekelilingnya sudah berupa tembok dan tidak ada lagi daerah resapan air, saya takutkan nanti malah keseringan banjir skitar karebosi.
    nanti saya akan update tulisan ini dengan komentarku di milist blogger_makassar@yahoogroups.com

  38. @ dg leo : terima kasih gambarnya. Begini daeng, itumi ku bahas di updateku, skrg itu Karebosi banjir, nah itu diperbaiki, kenapa baru skrg baru mau na perbaiki? kenapa ndak dari dulu2.
    Wah gambar baru dari karebosi bagus sekali, tapi itu dari luar daeng, seperti halnya seorang rupawan tapi banyak penyakitnya. itu yang akan dialami oleh karebosi.
    (baca pendapat saya di update sudah cukup jelas)

  39. Ih na kita liatmi toh di desainnya ada terlihat pohon ditanam di pinggir dan tengah lapangan, jumlanya hampir 700 s/d 1000 pohon, kita hitungmi sekarang yg ada dikarebosi..kira2 berapaji jumlahnya.

    Soal kenapa baru sekarang direvitalisasi?

    Saya tanyaki dulu, kenapa barupi sekarang orang ngeblog, kenapa tidak daru dulu saat protokol internet tercetus, saat manusia sudah kenal dgn domain dan hosting. Itu karena barupi kepikiran, barupi ada teknologi yg mendukung (Contohnya php atau yg terbaru ajax, atau yg teranyar teknologi Web 2.0) sedangkan dulu ndak mungkinki ngeblog hanya dgn modal html.
    Begitumi analoginya, kenapa baru sekarang direvitaslisasi karena barupi terpikirkan, barupi ada teknologinya, barupi ada dana, barupi ada developer.

    kenapa ada mall, sebenarnya itu hanya memanfaatkan level 1.5 di bawah permukaan jalan, karena jikia tidak maka akan dibutuhkan kurang lebih juataan kubik tanah untuk mengangkat permukaan karebosi.

    Soal kalau air akan naik dan mengamuk, dan banjir karena karebosi daerah rendah. tenangmi bos soal konstruksinya dibangun oleh PT Arkonim..yg cukup berpengalaman bangun mal 5 lantai di bawah tanah dan ndak pernaji ada kasus air meluap.

  40. @ dg leo : maksudnya kenapa baru terfikir skrg untuk direvitalisasi, padahal dari dulu karebosi sudah terendam.
    Hari gini karebosi masih terendam apalagi jika ke depan lahan di bawah tanah karebosi dipakai juga, air hujan akan kemana jika semua ditembok?
    Kondisi meluapnya air itu saya bandingkan dengan surabaya, yang mana daerah resapan airnya dibuat mall.

  41. Dari dulu terendam? kapan itu bos?
    kenapa sekarang baru direv. wah lebih baik sekarang dari pada nantipi lagi, okey..

    Kenapa baru muncul? sy pikir ini erat hubungannya dgn siapa yg mimipin kota ini, mungkin baru beliaulah yg baru memikirkan hal itu.
    Sebenarnya isu revitalisasi karebosi sudah muncul tahun 2006 ketika Fajar mengadakan polling Karebosi, dan 97 persen menginginkan karebosi harus direvitaslisasi. akhirnyan baru april 23 April; 2007 diperoleh desain awal sayembara desain penataan kembali lapangan karebosi yg diprakarsai oleh harian Fajar yg dimenangkan oleh Sdr. Ihsan, ST.MT. Namun pemerintah terkendala dana yg estimasinya mencapai 120 Milyar. maka dibukalah lelang pada bulan April namun ternyata hanya satu yg mendaftar, kemudian diumumkan lagi pengumuman tahap ke dua, tetap saja persertanya cuman satu yaitu PT Tosan Permai Lestari.
    Soal ketakutan akan terjadi peluapan air hujan, sy pikir ini adalah ketakutan yg tak beralasan, jangan bandingkan dgn kasus Surabaya itu, pemkot tahu akan hal itu. PT. Arkonim sudah cukup pengalaman membangun konstruksi bawah tanah.

  42. Soal ketakutan akan terjadi peluapan air hujan, sy pikir ini adalah ketakutan yg tak beralasan, jangan bandingkan dgn kasus Surabaya itu, pemkot tahu akan hal itu. PT. Arkonim sudah cukup pengalaman membangun konstruksi bawah tanah.

    saya belum melihat seperti apa antisipasi dari pembuat revitalisasi karebosi untuk ketakutan saya itu. Saya cuman melihat penampang luar karebosi yang memang ciamik.

    beberapa penjelasan daeng saya paham koq, terima kasih 🙂 . penataan sekali lagi saya setuju banget……
    revitalisasi sudah berlangsung kita hanya bisa berharap, ketakutan2 kami ini diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki karebosi dengan sebaik2nya.

  43. aku bahkan blum pernah menginjakkan kaki di rumputnya…..
    aku hanya pernah menyisiri trotoar dipinggirnya….
    yah aku keburu pindah ke jogja, jadi selamt tinggal Makassar…
    semoga kau tidak jadi korban kapitalisme
    hehheheh 😛

  44. Salam Insan Perubahan,
    coddokka juga ces,Insan perubahan bkn berarti apriori terhadap realitas,bknkah revitalisasi karebaso berdampak postif bt Makassar,scr fungsional karebosi tetap d gunakan u fasilitas olahraga, bahkn lebih bgs dr x dl,penerangan d prbaiki,tdk d amblji karebosi ta’ dikasi canti’ji,modernisasi tapi dalm nuansa kultural yg perlu dikedepankan bukan ketinggalan jamang,maju terus Pak Ilham,hehehe salam kenal bt pecinta perubahan.

  45. @ Mustaqim : insyaAllah saya tetap melihat realitas itu, wekz semuanya mengedepankan perbaikan karebosi. daeng terus terang saya dukung sekali kebijakan untuk memperbaiki, tapi yang saya kritik di sini adalah pembangunan mallnya itu daeng.
    bisa disimak di tulisan2 saya dan komentar saya daeng.
    salam kenal juga daeng 🙂

  46. hiiiiiiiiiii………….salam kelan aja deeeh..
    oh ya tolong bantuin cari data mengenai lap karebosi duunk!!!!
    klo ga slah seeh bagunan untuk ruang di bawah tanah lom ada aturannya tuuh

    saya harap bantuan temen2 yang baca kmentar saya ini..
    dan tolong juga instansi or LSM yg berkainatn dng kasus revitaklisasi lap karebosii
    saya harap bantuan dari teman2 swmua coZ aq lg nelesaiin tesis mengenaio lap karebosi

    Tangks atas bantuannya

  47. @ Vaqar : salam kenal juga…
    waduh maaf nih ngak bisa ngasih banyak, saya lebih mengandalkan intenret dalam mencari data2nya.
    silahkan di beberapa link itu ada koq…
    terima kasih yah dah berkunjung 🙂

  48. Suka ribut salah satu kesenangan anak Indonesia di era reformasi. Apapun yang dilakukan pasti diprotes. Revitalisasi Pantai Losari, hingga Karebosi. Kini komentar tentang revitalisasi Pantai Losari tak terdengar lagi, karena pantai itu sudah dinikmati masyarakat. Juga mungkin yang protes dulu, sudah rajin jalan-jalan ke pantai itu. Soal Karebosi, ya, tunggu saja. Paling-paling seperti itu juga.

Tinggalkan komentar