Khutbah Idul Adha dan Statistika

Khutbah Idul Adha yang saya ikut kali ini di Masjid Manarul Ilmi ITS untuk ke sekian kalinya, saya suka mendengarkan khutbah di ITS karena bisanya yang mengisi adalah dosen-dosen dan kadang menghubungkan antara agama dan segi ilmiahnya.

Kali ini yang membawakan adalah dosen ITS dari jurusan statistika (update DR. Muhammad Mashuri, MT), jadi dalam khotbahnya banyak hal statistik yang dikaitkan dengan agama Islam tentunya terkait ketaatan kita kepada sang Khalik. Saya coba mengambil beberapa point penting di dalamnya.

Khatib mengatakan bahwa dalam alquran terdapat beberapa ayat yang menyatakan syarat perlu untuk mencapai derajat taqwa. Syarat perlu adalah suatu terminologi untuk menyatakan suatu premis tatkala konklusinya sudah ditentukan. dan Konklusinya adalah taqwa.

Dijelaskan juga bahwa beberapa ayat tersebut (QS 1:21,63 179, 183 6:51,153) bisa dilihat bahwa : menyembah Allah, memegang teguh ajaran Allah, menyakini syariat Allah, berpuasa, berdakwah, mengikuti jalan lurus, semuanya baru merupakan syarat perlu atau metodologi untuk mencapai standar kualitas taqwa.

Khatib juga menyatakan bahwa walaupun sudah melaksanakan metodologi yang telah ditetapkan oleh Allah atau memenuhi syarat perlu tersebut, blum bisa masuk dalam derajat muttaqien. Masih perlu syarat cukup, syarat cukup itu adalah rahasia Allah, Beliaulah yang menentukannya.

Dalam bahasa statistika yang didalami oleh khatib, bahwa segala upaya dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya, pada dasarnya hanyalah upaya untuk meningkatkan probabilitas mencapai derajat muttaqien, sedang yang memastikan adalah Allah SWT. Seseorang yang telah melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, tentu memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk mencapai derajat muttaqien daripada mereka yang sering melanggar perintah Allah.

Apabila kejadian atau perbuatan taat tersebut kita asumsikan merupakan equally likely event (kejadian yang memiliki probabilitas yang sama) untuk terjadi selama kurun waktu kehidupan kita, maka apabila kita menunda-nunda taat, menunda-nunda taubat itu artinya probabilitas kita mencapai derajat muttaqien akan menurun, seiring pendeknya sisa umur kita.

Dengan demikian , apabila kita segera bertaubat (QS 3:135 dan QS 24:31) dengna sesungguh-sungguhnya dan dilanjutkan taat kepada Allah, maka probabilitas mencapai derajat Muttaqien, bisa dikatakan mendekati 100%.

Pertanyaannya, sudah berapa probabilitas anda mendapatkan derajat muttaqien?

Masih ingat khutbah Prof. Muhammad Nuh, DEA di Masjid Istiqlal pagi tadi ngak? Bahwa Nabi Ismail jaman sekarang itu adalah harta, kekayaan, keluarga, dan barang yang kita cintai. Apakah kita mau berkorban demi sesuatu yang kita cintai itu sekarang demi Allah?

kambing
kambing selalu menjadi qurban di idul adha, kalo anda?


Diterbitkan oleh aRuL

blogger, netizen, engineer wanna be, sometimes as a trainer, and maybe a consultant for anything

67 tanggapan untuk “Khutbah Idul Adha dan Statistika

  1. ini sebagai bukti bahwa saya ikut shalat Id di manarul Ilmi ITS walaupun semalaman ngak tidur, hehehe
    soalnya @mantan kyai (blog.ardyansah.com) nuduh saya di plurk ngak datang shalat karena menggunakan voucher.. huhuhu dasar saython

  2. Kalo aku mas Berkorban untuk selalu disiplin…. Coz untuk disiplin sulit banget… banyak hal yang harus di korbannin untuk mencapai kedisiplinan… Bukan begitu….. yang paling utama adalah bertahan untuk tidak males2an….. he..he…

  3. Eh … cuma mau sharing … tadi aku sholat di Lapangan Brawijaya, suara pengkhutbahnya gak kedengeran di tempatku … nggremeng … hehehehe, tapi aku gak pulang sebelum selesai … itu hukumnya apa ya ??? :p

  4. Memang senang mendengar khutbah yang bermanfaat…dan inilah yang membedakan apakah kita salat di perumahan yang umum atau di kompleks tertentu.
    Sholat di universitas, para pengkhutbah nya sudah terseleksi.
    Hari ini di tempat tinggalku khutbahnya kurang mantap…..

  5. udah berapa taun nee akuh gag pernah ikut shalat ied???? *eeeeemmmmm mikir sog serius mode on* gaginget nee 😛

    bdw met hari raya kurban, hari ini akuh korban waktu, tenaga, dan pikiran untuk cintaku ma Yang Kuasa loh den mazz aRuL

  6. yup..ISLAM itu tidak ada dikotomi dgn ilmu pengetahuan. Ia akan selalu cocok. Maka rahasia jayanya umat Islam dahulu adlh karena mereka mengamalkan Islam dan ilmupengetahuan, lihatlah seperti Ibnu Sina dia seorang penghafal QUR’AN dan ulama namun dia juga seorang DOKTER. Maka orang2 seperti Ibnu SINA inilah yg dibutuhkan Islam hari ini.
    Dia Arsitek tapi dia ulama dan paham dgn islam.
    Dia Ekonom tapi dia ulama dan paham dgn islam.
    Dia Politikus tapi dia ulama dan paham dgn islam.
    Dia Ilmuan tapi dia ulama dan paham dgn islam.
    Dia Blogger tapi dia ulama dan paham dgn islam……..hehe

  7. Yap yap… Seandainya semua hal atau semua bidang dihubungkan dengan Quran, pasti ndak akan ada kontradiksi didalamnya (kecuali klo emang ilmu manusia itu sendiri yg salah).

    Masalah derajat yah?? Hmm… Cuma bisa berusaha semaksimal mungkin mendekat pada-Nya… :mrgreen:

  8. Wah… sampeyan nyatet khutbahnya ya mas ? 😀

    Saya juga di ITS lo mas. Tapi kenapa ya pasti khutbah hari raya pasti membaca.. kadang malah males ngikuti kalo tau khotibnya membaca.

  9. waktu shalat ied bawa laptop nih yaa?
    kok semua dicatet? 😛

    eniwey, makasi sudah posting khutbah iednya di sini.
    tahun depan saya promosikan Arul yang bawain khutbah deh.. 😀

  10. Waah arul pendengar khotbah setia. Buktinya tak satu pun melenceng apa yang telah di katakannya di tulis dengan benar dan pas gaya bahasanya.

    Tapi aku gag ngerti apa hubunganya dengan statistika?

    (bingung)

  11. wah, mantab juga kalau khotibnya selalu meng-upgarde diri. selalu mengaitkan keajaiban2 ciptaan Allah melalui pendekatan keilmuan. meski telat, izinkan saya mengucapkan selamat idul adha, mas arul, semoga kita bisa meneladai semangat pengurbanan Nabiyullah Ibrahim dan Ismail AS.

  12. # 1 Epat : yo ollo kegeeran nih siluman tebet satu ni… 😛
    # 2 aRuL : sip saya mendukungmu RuL
    # 3 Novianto Puji Raharjo : sama dong 😀 kadang2, kalo dapat jatah 😀
    # 4 ryan : kenapa?
    # 5 edy : hahahaha biasa sedikit nyerempet eh gitu deh 😀
    # 6 Anang : dasar nabi bejat lu 😛
    # 7 kacrut : kurang ajar bedakan dong jenggot kambing ama jenggot ane, ente bahlul *cincang kacrut pake tali kolor’e jupe*
    # 8 aRuL : iyo koq ngak ada yg serius sih!!!
    # 9 doelsoehono : iyah benar banget mas, ini postingan cukup mengingatkan saja
    # 10 Ongki : membingungkan maksudnya? 😀
    # 11 ari : terima kasih ari, di kampus sy, sudah saya jelaskan di postingan saya bukan?
    # 12 kahfinyster : huhahaha, mas epat dipikir, hahaha
    iyap, semoga bermanfaat
    # 13 aR_eRos : sama dong *toss*
    # 14 Frenavit Putra : prinsip hidup yang luar biasa mantapnya
    # 15 Angga 🙂 : badanmu ngak gemuk tuh.. heheh sesekali jadi qurban gitu lho
    # 16 gajah_pesing : yeee……. anang kaleee… :p
    # 17 dwinanto : hehehe, ndak butuh jawaban koq, cuman introspeksi diri aja.
    # 18 udin : insyaAllah
    # 19 udin : muncul
    # 20 Fenty : makanya ambil aja buku khutbahnya, ntar dibaca pas di rumah 😀
    # 21 edratna : iyah bu senang banget apalagi ada beberapa penceramah favorit hehehe. kalo bu enny pasti mantap dah
    # 22 chibogacrew : sama2 yakz
    # 23 dindacute : hehehe, ngak sempat yakz? hmm
    iyapz sama2 semoga bermanfaat 🙂
    # 24 Luigi Pralangga : iya mas, sekedar inspeksi diri sebagai bahan evaluasi diri untuk peningkatan kualitas iman
    # 25 justbryan : hmm mungkin menarik
    # 26 donapiscesika : bisa jadi 😀
    # 27 ndop : ngak juga, dihapalin dikit2, trus buka buku pidatonya ayat2nya diingat.. 😀
    # 28 Nafi’ Abdul Hakim : lillahi taala yakz
    # 29 Novianto Puji Raharjo : hahahaha itu sudah diqurbankan 2 taon lalu mas 😛
    # 30 Alexhappy : iyah benar banget mas, ngak ad dikotomi malah saling mendukung
    iyah begitulah adanya, setiap langkah kita dimanapun islam adalah jiwa kita.
    # 31 inidanoe : mellow yakz hmm
    # 32 adit-nya niez : iyah benar banget dit, kadang kita kurang mengetahui kesalahan kita dimana
    semoga jadi introspeksi diri.
    # 33 ..DuduuuT : heeh.. jurusanmu tah?
    # 34 tu2t : weleh2…
    # 35 yoe : iseng hehehe
    # 36 Samh : hmm… di tulisan ini ke 36
    # 37 Ardianto : oh so pasti, saya baca 😀
    # 38 SandiasA : yoi..
    # 39 aRai : nah namanya itu pengorbanan 😀
    # 40 rara : hahaha sayang kesempatan yg lain yakz
    # 41 mantan kyai : kurang ajar…. hahahaha, wong sy dengar walau dengan suasana blum tidur blas 😛
    # 42 yoe : he eh 😀
    # 43 ecchan : iyap, alhamdulillah
    # 44 ecchan : nambah koq
    # 45 Heryan Tony : apanya nambah?
    # 46 Gyl : ngak nyatet koq, diingat, trus dicari deh buku khutbahnya :mrgreen:
    he eh, males dengarnya gara2 dikaitkan dengan statistik jadi sempat terbangun hahaha.
    ID idulfitri bagus lho, pak abdullah shahab, dia ngak baca mengalir dan enak dengarnya
    # 47 emfajar : iyah hahahaha
    # 48 det : wekz anak TI ngomong rek 😛
    # 49 arifudin : kenapa?
    # 50 Mus_ : hahaha, ngaklah itu sebagian kecil koq.. kebetulan ingat beberapa point, dan liat buku khutbahnya hehehe
    hahahaha, wah blum sampe maqom saya menjadi penceramah
    # 51 ichanx : katanya para say thon menggunakan voucher hahaha
    # 52 arqu3fiq : hahaha, gaya bahasanya kebetulan liat buku juga sih 😛
    # 53 kumiz : bukan gaya baru sih fit, biasa nyambung2in dengan hal ilmiah kalimatnya
    # 54 Aping : iyapz.. berqurban perasaan mau?
    # 55 puan malaya : iyapz silahken
    # 56 meylya :koq bisa, daging ayam juga ;P
    # 57 Indah Sitepu : weleh2… hmm ngak juga kadang bejat 😛
    # 58 afwan auliyar : iyah benar banget 🙂
    # 59 Sawali Tuhusetya : iyah sama2 pak sawali, terima kasih juga….

  13. Jadi bangga sebagai calon statistikawati..
    memang, segala sesuatu dalam hidup ini punya probabilitas, yang perlu dilakukan adalah berusaha memperbesar probabilitas kebaikan dan keimanan kita disana.

Tinggalkan Balasan ke aRuL Batalkan balasan