Belajar merokok dari TK

Saya mungkin orang yang belajar merokok paling muda di antara teman-teman yang sekarang kecanduan namanya rokok. Rokok yang sebagian orang menikmati sebagai bagian yang tidak terpisahkan hidupnya, tidak lengkap banget kalo habis makan ngak ngerokok, benar kan?

Masa sih paling muda? Yah bener, muda banget dan masih dikategorikan anak-anak malah balita kali yah, bayangkan usia di TK saya sudah mengisap namanya Rokok itu, dan hal itu juga dilakukan di depan bapak saya, bukan secara sembunyi-sembunyi tidak diketahui orang tua seperti anak-anak jaman sekarang merokok tanpa sepengetahuan ortunya, tapi setelah dirasa cukup umur baru mengatakan sama ortu bahwa “Saya merokok!“.

Cerita begini, saya juga ngak mengerti dalam kondisi apa waktu itu (maklum sudah lama, TK bok!) seingat saya kami duduk-duduk ngaso di teras rumah, tiba-tiba bapakku menyodorkan rokok yang baru disulutnya ke mulutku minta saya memcobanya. Yah saya coba aja, fikirku bapak saya aja sering merokok koq, koq saya ndak, dikasih lagi.

Akhirnya masuk juga di mulut saya, pertama merasakan seperti apa gitu, mmm lumayan manis tapi… tapi.. koq saya tersendak, tiba-tiba terasa pahit, dan akhirnya kumuntahkan tuh rokok, dalam sekali isap saya sudah ndak tahan, dan bapak saya ketawa-ketawa aja, dan bapak saya melanjutkan merokoknya. Semua bekas-bekas isapan rokok tadi ku muntahkan semua, dan tidak mau satupun tersisa di mulut saya itu.

Mungkin bapakku waktu itu mau mengajarkan ke saya, “Nak, merokok itu tidak baik untuk kesehatan!” tapi dengan cara mencobakan ke saya sebatang rokok itu, dan merasakan sendiri bagaimana rasa dari rokok itu. Sehingga menciptakan trauma tersendiri buat saya, agar tidak menyentuh rokok untuk seterusnya, dan sampai sekarang lho (InsyaAllah moga-moga seterusnya).

Bapak saya perokok berat, dulu kalo saya lagi menonton atau lagi beraktivitas di dekat bapak saya yang sedang merokok, malah saya yang mengusirnya *dasar anak durhaka! 😛 *. Namun bapak sekarang sudah berhenti merokok beberapa bulan lalu soalnya sudah sering terasa sesak di dadanya, sekarang aja keadaannya untuk jalan beberapa puluh meter, saya melihat sendiri udah kesusahan jalan karena dadanya udah sesak gitu.

Merokok itu tanda kejantanan? mmm tapi katanya det kenapa koq di irba banyak waria merokok yakz sampe ngepul pol-polan? 😛

Saya juga pernah buat hipotesis Anak seorang bapak yang perokok berat itu, malah anti rokok, gimana dengan teman2 benarkah seperti itu? 😀

foto dari : theyreourchildren.blogspot.com